Aku merasa telah di ambang batas
Tapi aku tak tahu dimana batas itu, ataukah batasku
Aku lelah, lelah berkhayal
Bekhayal tentang cinta orang lain, tentang kebersamaan
orang lain
Aku ingin realistis, tapi bagaimana aku bisa realistis
Khayalan itu...kadang aku seperti merasa gembira, tapi
kadang juga membuatku merasa bodoh
Aku yang bodoh membuat-buat khayalan itu, atau khayalan
lah yang membuatku bodoh
Aku yang bodoh...merasa gembira hanya dengan khayalan,
atau...khayalan itu yang membuatku bahagia...
Lagu lagu yang kudengar, cerita cerita rowman yang ku
baca, lukisan lukisan tentang keindahan...bahkan lebih manis ketika aku
berkhayal..
Dimanaaa aku sekarang..
Di dunia nyata, atau dunia khayalan..
Bahkan dunia khayalanku lebih mudah aku cintai, daripada
dunia nyata yang kadang membuatku gila
Tapi “TIDAK”, tidak mungkin tanpa dunia nyata aku bisa
berkhayal...
Atau.... dunia khayalanku yang membuatku gila
Dunia khayalan yang ku bangun di atas dunia nyata..
Sementara kenyataan mengatakan..aku harus belajar dari khayalanku
Di dunia nyata..aku bisa dari ketidakmampuanku
Di dunia nyata..aku mencintai dari ketidaksukaanku
Dan...di dunia nyata...aku ingin menuliskan khayalanku
menjadi “NYATA”
Bluran, 14 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar