Dear Muslims, Please make sure you and your children know which is the real Masjid Al Aqsa Many Muslims think the Al-Sakhrah Mosque (shown on the right) also know as the "Dome of the rock" is the Al-Aqsa Mosque!! !!!!THIS IS NOT TRUE!!! The main reason behind this is public ignorance. The Al-Aqsa Mosque is the Mosque shown on the left. This is the Al-Sakhrah Mosque!!( Dome of the rock) This ( see above) is the Al-Sakhrah Mosque!!(Also known as the Dome of the rock) NOT the Al-Aqsa Mosque. This is the real Al-Aqsa Mosque shown below!! The Al-Aqsa Mosque where the Prophet Muhammad (sallal la ho alaihe wasalam) led salat with all the prophets, from Adam (alaihe ssalam) to Isa (alaihe ssalam). Please make sure you and your children, your friends all know which is the real Masjid Al Aqsa. Check your house for pictures!! many people have picture in there homes showing the wrong mosque!!
In Islam Al-Aqsa is one of the three most sacred places after Mecca and Medina.
Masjid Al Aqsa
sumber : http://www.justislam.co.uk/product.php?products_id=115 |
Jumat, 21 Desember 2012
The Real Masjid Al Aqso
Rabu, 12 Desember 2012
Laporan Semester Praktikum Kimia
SAFETY
&
KROMATOGRAFI
Oleh :
Puri Ayu Septia
G1B112041
Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program
Studi Ilmu Keperawatan
Universitas
Jambi
2012
Kata Pengantar
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum semester. Laporan ini membahas
safety dan kromatografi.
Laporan
ini membahas safety yaitu keamanan dan keselamatan praktikum serta alat-alat
yang digunakan apabila di dalam laboratorium. Kemudian pembahasan dan hasil
praktikum kromatografi.
Tidak
lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.
Dosen pembimbing yang telah memberikan
materi praktikum dan penjelasan mengenai kromatografi.
2.
Teman-teman yang bersedia menjadi tempat
bertanya bagi penulis.
3.
Semua pihak yang mendukung penulisan
laporan ini.
Penulis
sepenuhnya menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak sepenuhnya sempurna,
masih terdapat banyak kekurangan baik dalam format penulisan maupun isi
laporan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak untuk meningkatkan kualitas laporan selanjutnya.
Selain
itu, penulis juga mengharapkan agar laporan ini dapat menjadi laporan praktikum
yang baik, dan penulisan selanjutnya akan lebih baik lagi, Amiin.
Jambi, November 2012
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................... ii
Daftar Isi ............................................................ iii
I.
Pendahuluan
............................................... 4
1.1
Latar Belakang..................................... 4
1.2
Tujuan dan
Manfaat......................... 5
II.
Tinjauan Pustaka ........................................ 6
III.
Materi dan Metoda........................................ 9
3.1
Waktu dan Tempat
............................. 9
3.2
Materi
................................................. 9
3.3
Metoda
................................................ 10
IV.
Hasil dan Pembahasan ........................... 11
4.1
Hasil
.................................................. 11
4.2
Pembahasan ...................................... 11
V.
Kesimpulan dan Saran ................................ 18
5.1
Kesimpulan ....................................... 18
5.2
Saran
................................................. 18
Daftar Pustaka
...................................................... 19
I. Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Safety
(keamanan/keselamatan kerja di Laboratorium) merupakan sesuatu yang penting
untuk diketahui dan dilaksanakan sebelum kita praktikum. Sebab, kecelakaan dan
bahaya besar mungkin saja terjadi apabila kita tidak memperhatikan keselamatan
dan tidak hati-hati. Setelah melengkapi peralatan safety yaitu: baju lab,
masker, lateks, dan googles, barulah kita siap untuk bekerja di Lab.
Laboratorium
merupakan merupakan tempat penelitian ilmiah di mana di dalamnya banyak
terdapat bahan-bahan kimia. Dalam hal ini, praktikum yang dapat dilakukan ialah
praktikum kromatografi.
Kromatografi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang
akan dipisahkan didistribusikan antara 2 fase, salah satunya yang merupakan
fase stasioner (fase diam) dan yang lainnya berupa fase mobil (fase gerak). Fase diam cenderung menahan
komponen campuran, sedangkan fase gerak cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan
terikatnya suatu komponen pada fase diam dan perbedaan kelarutannya dalam fase
gerak, komponen-komponen suatu campuran dapat dipisahkan. komponen yang kurang
larut dalam fase gerak atau yang lebih kuat terserap atau terabsorpsi pada fase
diam akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang terserap
akan bergerak lebih cepat.1
1.2
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penjelasan safety dan praktikum kromatografi ialah:
1.
Untuk keselamatan dan keamanan (safety) di Laboratorium.
2.
Untuk mengetahui
cara pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi kertas.
3.
Untuk
menentukan nilai Rf dari pigmen warna dalam tinta dengan kromatografi kertas.
Manfaat dari penjelasan safety dan praktikum kromatografi adalah kita dapat
mengetahui keselamatan dan keamanan di laboratorium sehingga lebih hati-hati
dalam bekerja. Pada praktikum kromatografi kita dapat mengetahui cara pemisahan
dengan memtode kromatografi kertas yang suatu saat akan bermanfaat dalam bidang
hidup kita masing-masing.
1Meggy Yulia, “Prinsip Perbedaan
Keterabsorpsian”, kimia.upi.edu.
2008.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Meggy%20Yulia%20A%20060221/prinsip_perbedaan_keterabsorpsian.html
(27 Mei 2012)
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Safety
Terbentuknya budaya keselamatan dan keamanan
bergantung pada pemahaman bahwa kesejahteraan dan keamanan tiap orang
tergantung pada kerjasama tim dan tanggung jawab masing-masing anggota. (Lisa
Moran dan Tina Masciangioli, 2012: 2).
Sejak zaman alkimia, bahan kimia laboratorium sudah
menunjukkan sifat yang mengejutkan dan berbahaya. Di masa lalu, mati sebagai
martir demi ilmu pengetahuan masih bisa diterima. Dalam pidatonya pada tahun
1890, kimiawan besar, August Kekulé, berkata: ‘’Jika Anda ingin menjadi seorang
kimiawan, seperti cerita Liebig kepada saya saat bekerja di laboratoriumnya,
Anda harus mengorbankan kesehatan Anda. Siapa yang tidak mau mengorbankan
kesehatan dalam penelitiannya, maka dia tidak akan mencapai apa pun dalam bidang
Kimia.”
Keselamatan dalam laboratorium adalah tanggung
jawab hukum dan moral yang
penting untuk semua pengawas baik di bidang akademik maupun industri (Anonim,2012).
Laboratorium
adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti melakukan berbagai macam praktikum dan
bermacam-macam percobaan. Praktikum dan
percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan
instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan
dengan cara yang tidak tepat (Anonim, 2012).
Alat
Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang
pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan (Anonim, 2012).
Tidak
adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan ( kohn corrigan dan
donaiddson, 2000).
Setiap bahan kimia itu berbahaya, namun tidak perlu
merasa takut bekerja dengan bahan kimia bila tahu cara yang tepat untuk
menanggulanginya. Yang dimaksud berbahaya ialah dapat menyebabkan terjadinya
kebakaran, mengganggu kesehatan, menyebabkan sakit atau luka, merusak,
menyebabkan korosi dsb (Aninim, 2012).
2.2 Kromatografi
Kromatografi
adalah pemisahan campuran berdasarkan perbedaan koefisien difusi (kecepatan
perembesan) dari zat-zat dalam medium tertentu. Contoh: pemisahan zat menggunakan
kertas saring (Syarfudin, 2010:184)
Kromatografi
adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat
kimia yang berdasar pada perbedaan migrasi dari masing-masing komponen campuran
yang terpisah pada fase diam di bawah pengaruh pergerakan fase gerak. (Syarif Hamdani, 2012).
Bambang
(2000), menyatakan bahwa kromatografi adalah pemisahan campuran
komponen-komponen didasarkan pada perbedaan tingkat interaksi terhadap dua fase
material pemisah.
Metode
kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan secara fisika yang menggunakan
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan ini terjadi karena adanya
perbedaan migrasi yang disebabkan oleh beda koefisien distribusi dari
masing-masing komponen. Salah satunya merupakan lapisan stasioner (fase diam)
dengan permukaan yang luas dan fase yang lain berupa zat alir (fluida) yang
mengalir lambat menembus sepanjang lapisan stasioner. (annisa, 2000).
Menurut Aswar (2010), prinsip kromatografi pemisahan
yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan sedemikian rupa dengan
memanipulasi sifat-sifat fisik umum dari suatu senyawa atau molekul yaitu :
1.
Kecenderungan
suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan).
2.
Kecenderungan
suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk bahan padat (absorbsi).
3.
Kecenderungan
suatu molekul untuk menguap (volatilitas).
Teknik
kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon dan Martin (1944) yang
menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan
selulosa murni yang mempunyai afinitas besar terhadap air atau pelarut polar
lainnya. Bila air diadsorpsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis
yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai
penyangga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap diantara struktur
pori kertas. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut
organik dan air akan mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan pada
kertas dengan kecepatan berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi
masing-masing komponen diantara fase diam dan fase bergeraknya.
Menurut Wiex Lan (2011), beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam pengujian suatu tinta yaitu :
1. Dengan reagen–reagen kimia pada
bekas tinta dokumen atau pada bagian-bagian dokumen yang terkena tinta. Dengan
test ini jenis tinta dapat ditentukan serta sifat alami adan sifat lain dari
bahan sumba yang ada dalam tinta tersebut.
2. Uji kromatografi untuk memisahkan
bahan–bahan sumba di dalam tinta. Metode ini terbatas pada perbandingan bahan
sumba dan tinta, tetapi dapat digunakan untuk mengidentifikasi satu atau dua
komponen lain dari bahan sumba.
3. Identifikasi masing–masing unsur
tinta seperti besi(II) sulfat (FeSO4) dan besi(II) klorida (FeCl2)
sebagai penentuan kuantitatif dari besi atau kadar sulfat dalam tinta. Dapat
dilakukan dengan pengukuran absorpsi sinar oleh kertas.
4. Penentuan umur tinta, untuk
membandingkan pemeriksaan tinta reaksi dari tinta. Fragmen hendaknya dilihat di
bawah mikroskop. Fragmen yang berisi bercak tinta yang intesitas warnanya sama
digunakan sebagai perbandingan. Pada umumnya bercak tinta yang tipis akan
memberikan reaksi lebih cepat dan lebih sempurna dibandingkan dengan bercak
tinta yang tebal. Disamping itu terlihat bahwa flourosensi di bawah sinar
ultraviolet akan tampak berbeda bila pH-nya berubah. Oleh karena itu untuk
pemeriksaan tinta tertentu diupayakan reagen yang digunakan dapat memberikan
reagen yang spesifik.
K.Hostetman (2001), menyatakan bahwa
penyaringan merupakan cara penyiapan cuplikan yang paling bisa mudah dan harus
dilakukan sebelum melakukan pemisahan dengan kromotografi lawan arus ketekanan
yang rendah, menengah, dan tinggi.
III.Materi
dan Metoda
2.1
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan
praktikum pada 24 November 2012 di Kampus Keperawatan Lantai 2 kelas D
(Virginia H).
2.2
Materi
1.
Safety
Pengenalan
pengertian safety serta beberapa peralatan Safety saat bekerja di Laboratorium
antara lain:
1.
Baju Lab
2.
Lateks (Sarung tangan)
3.
Masker
4.
Googles
Setelah
safety lengkap maka siap melakukan praktikum.
2.
Kromatografi
Praktikum
pada kesempatan ini adalah praktikum kromatografi yaitu deskripsi suatu zat
atau larutan. Bahan dan alat yang digunakan antara lain:
1.
Kertas saring ukuran 20×20 cm
2.
Tinta gel 3 warna (merah, biru, hijau)
3.
Pensil
4.
Penggaris
5.
Steker
6.
Gelas aqua plastik
7.
Air (air dituang ke dalam gelas aqua
plastik sampai setinggi 0,5 cm).
2.3
Metoda
Adapun
cara kerja dalam praktikum ini ialah:
1.
Mula-mula buatlah garis dengan pensil
pada jarak 1 cm dari tepi kertas saring.
2.
Beri tiga tanda titik pada garis yang
telah dibuat di kertas saring tadi menggunakan pensil dengan jarak antara titik
2 cm.
3.
satu per satu titik tadi teteskan tinta beda
warna pada setiap titik secukupnya. Catatan: jangan sampai tinta meluber.
4.
gulung atau lipat kertas saring
membelakangi noda tinta lalu steker pada ujung atasnya.
5.
masukkan kertas saring ke dalam gelas aqua
plastik yang telah diisi air setinggi 0,5 cm. Catatan: noda tidak boleh
terendam air.
6.
Biarkan kertas hingga 10 menit di dalam gelas
plastik. Catatan: biarkan gelas tetap ditempatnya, jangan digerakkan.
7.
Setelah 10 menit, angkat kertas lalu
lepaskan steker.
8.
Biarkan kertas saring setengah kering,
lalu ukur ketinggian noda dan ketinggian air.
9.
Carilah kesimpulan dari percobaan ini
dan jangan lupa cari lah nilai perbandingan jarak noda dan jarak air dengan
rumus:
Hasil Perbandingan =
Jarak Noda
Jarak Air
III.
Hasil & Pembahasan
3.1
Hasil
Dari
praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil data seperti tabel dibawah
ini.
Warna Tinta
|
Perubahan Warna
|
Ketinggian noda
|
ketinggian Air
|
Jarak Noda/Jarak Air
|
HP
|
Merah
|
Merah Muda
|
8,5 cm
|
10,8 cm
|
8,5/10,8
|
0,7 cm
|
Hijau
|
Biru dan Kuning
|
9,8 cm
|
11,2 cm
|
9,8/11,2
|
0,8 cm
|
Biru
|
Biru
|
2,5 cm
|
11,1 cm
|
2,5/11,1
|
0,2 cm
|
3.2
Pembahasan
I.
Safety
Dari
materi di atas kita dapat memahami safety sebagai keadaan yang menimbulkan rasa
aman dan nyaman. Adapun safety dalam bentuk instrumennya antara lain:
1.
Baju Lab
Baju
lab berfungsi sebagai pelindung pakaian dan kulit dari zat kimia yang dapat
mengotori pakaian atau melukai kulit.
2.
Lateks
Sarung
tangan berfungsi melindung kulit tangan dari zat kimia yang dapat menyebabkan
iritasi seperti H2SO4, HNO3, HCl, KOH, NaOH
kulit atau yang dapat melukai.
3.
Masker
Masker
adalah pelindung mulut dan hidung yang dikaitkan dengan karet agar menghindari
dari menghirup zat-zat yang berbahaya.
Di laboratorium terdapat zat yang apabila dalam takaran melebihi akan beracun
atau menyebabkan pingsan. Seperti senyawa HCl.
4.
Googles
Kacamata
untuk menhindari mata dari bahaya radiasi dan zat kimia yang dapat merusak
mata.
Bekerja
di laboratorium memiliki kemungkinan terjadinya kecelakaan atau bahaya besar.
Oleh karena itu, sangat penting bagi mahasiswa yang hendak memulai praktikum
mengetahui, memahami dan melaksanakan prosedur safety. Sebelumnya kita pahami
dulu apa itu Laboratorium dan bahaya kecelakaan yang mungkin terjadi.
Menurut pendapat Wahyu Kurniawan (2010), laboratorium merupakan wadah atau tempat riset ilmiah, riset, dan penelitian ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Menurut
Soejitno (1983) laboratorium dapat diartikan dalam bermacam-macam segi,yaitu:
1. Laboratorium dapat di
artikan merupakan wadah, yaitu tempat, gedung,ruang dengan segalamacam
peralatan yang diperlukan untuk kegiatanilmiah. Dalam hal ini laboratorium
dilihat sebagai perangkat keras (hardware).
2. Laboratorium dapat
diartikan merupakan sarana media dimana dilakukankegiatan
belajar mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dilihatsebagai perangkat lunaknya (software).
3. Laboratorium dapat
diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah.
4. Laboratorium dapat
diartikan sebagai pusat inovasi. Dengan sarana danprasarana yang dimiliki oleh
sebuah laboratorium diadakanlah kegiatan ilmiah, eksperimentasi sehingga
terdapat penemuan-penemuan baru,cara-cara kerja, dan sebagainya.
Adapun bahaya yang
mungkin terjadi dalam laboratorium yaitu:
1.
Bahan kimia
Bahan
kimia berbahaya menimbulkan
·
Korosif dan iritasi
·
Racun : Benzena (TLV
25 ppm), Besi karbonil (TLV 0,001 ppm), Klorin (TLV 1 ppm), Asam
sianida (TLV 10 ppm), Hg (TLV 0,1 mg/m3), NO2 (TLV 5 ppm).
·
Mudah terbakar : Flammable
(titik nyala 22-26 oC), bensin , Highly flammable (titik nyala <22oC), aseton, eter, Reksoterm , Reaksi
hipergolik.
·
Mengoksidasi : H2SO4
pekat diberi air, logam alkali dimasukkan kedalam air,
bahan organik [serbuk
gergaji] dengan asam perklorat (HClO4).
·
Bahan kimia yang midah meledak : H2O2, Hidrokarbon, HClO4,
H2SO4, Aseton, Logam alkali.
2.
Gas
Gas
beracun seperti karbon monoksida (CO2) dan Hidrogen fluorida (HF). Cara penanganan gas dengan :
·
Hati-hati
jangan sampai jatuh
·
Beri
label yang jelas
·
Gunakan
kereta dorong untuk memindahkan
·
Tempat
harus terpisah cukup jauh dari sumber panas
·
Gunakan
regulator
3.
Asam Basa
·
Asam dan basa kuat dapat menimbulkan
korosit dan iritasi.
·
Asam basa beracun : HCN, HF, H2S.
4.
Listrik
Bahaya
utama yang ditimbulkan oleh faktor listrik ialah konsleting listrik. Cara
penanganan listrik dengan cara memberi label yang jelas pada tegangan listrik
dan tidak menggunakan peralatan listrik yang telah rusak.
5.
Api
·
Pada tipe api bahan yang mudah terbakar
seperti kayu, kertas, kain. Jenis pemadaman api dengan air
·
Tipe api bahan cairan yang mudah terbakar
seperti : bensin, alkohol, pelarut organik. Jenis pemadaman api lebih efektif
dengan busa.
·
Tipe api dari peralatan listrik seperti
: sakelar, transformator. Jenis pemadaman api dengan CO2, BCF, Dry Chemical.
Laboratorium yang aman memenuhi
syarat sebagai berikut:
1. Ruang
Laboratorium
• Bersih dari sampah dan tidak licin
• Dilengkapi “grounding”
• Lampu penerangan tertutup (dengan penutup lampu)
• Lemari asam, APAR, Emergency shower, eye wash, kotak P3K, pintu darurat, telepon darurat
• Bersih dari sampah dan tidak licin
• Dilengkapi “grounding”
• Lampu penerangan tertutup (dengan penutup lampu)
• Lemari asam, APAR, Emergency shower, eye wash, kotak P3K, pintu darurat, telepon darurat
2. Pintu
Darurat
• Tanda harus jelas
• Informasi menuju pintu keluar terdekat
• Dilengkapi „emergency lightning“ atau lampu darurat
• Jangan dikunci
• Bebas dari barang yang menghalagi
• Langsung berhubungan dengan tangga darurat
• Informasi menuju pintu keluar terdekat
• Dilengkapi „emergency lightning“ atau lampu darurat
• Jangan dikunci
• Bebas dari barang yang menghalagi
• Langsung berhubungan dengan tangga darurat
3. Lemari Asam
• Sistem ventilasi
• Saluran gas harus “tahan api”
• Fungsi pintu tipe “vertikal” tidak jatuh, pintu tipe “horizontal” mudah dibuka
• Alarm, ada fungsi yang rusak
• Jendela lemari asam selalu kondisi tertutup
• Bukan tempat menyimpan bahan kimia.
• Sistem ventilasi
• Saluran gas harus “tahan api”
• Fungsi pintu tipe “vertikal” tidak jatuh, pintu tipe “horizontal” mudah dibuka
• Alarm, ada fungsi yang rusak
• Jendela lemari asam selalu kondisi tertutup
• Bukan tempat menyimpan bahan kimia.
4. Meja
Laboratorium
• Dilengkapi dengan bibir meja
• Bahan: Melamine laminate atau keramik komposit
• Dilengkapi saluran pembuangan
• Instalasi listrik dilengkapi dengan “ground”
• Dilengkapi dengan saklar on-off
• Memiliki sumber listrik darurat “emergency power”.
• Dilengkapi dengan bibir meja
• Bahan: Melamine laminate atau keramik komposit
• Dilengkapi saluran pembuangan
• Instalasi listrik dilengkapi dengan “ground”
• Dilengkapi dengan saklar on-off
• Memiliki sumber listrik darurat “emergency power”.
5. Ventilasi
Udara
• Lengkapi dengan ventilasi (exhaust dan filter)
• Uap yang keluar dari zat kimia harus ditarik ke ventilasi dan dinetralisir sebelum ke lingkungan.
• Lengkapi dengan ventilasi (exhaust dan filter)
• Uap yang keluar dari zat kimia harus ditarik ke ventilasi dan dinetralisir sebelum ke lingkungan.
6. Telepon
Darurat
• Memasang sistem telephon darurat
• Mengetahui letak telephon darurat
• Informasikan ke petugas P3K terdekat.
• Memasang sistem telephon darurat
• Mengetahui letak telephon darurat
• Informasikan ke petugas P3K terdekat.
Kromatografi
Pada
praktikum kromatografi dilakukan percobaan untuk mengetahui cara pemisahan
dengan metode kromatografi kertas dan menentukan pigmen warna dalam tinta
dengan kromatografi kertas. Tinta yang digunakan dalam percobaan ini adalah tinta
berwarna merah , biru, dan hijau.
Dari
tabel di atas di didapatkan hasil bahwa:
·
Tinta Merah memiliki ketinggian noda 8,5
cm sedang ketinggian airnya 10,8 cm dengan perbandingan jarak dengan air sejauh
0,7 cm dan terjadi perubahan warna menjadi semakin pudar sehingga menjadi merah
muda. Sedangkan noda yang terbentuk pada kertas saring karena disebabkan tinta
dan air meresap ke atas adalah lurus ke atas dan semakin menyebar/bercabang.
·
Tinta Hijau memiliki ketinggian noda 9,8
cm sedang ketinggian airnya 11,2 cm dengan perbandingan jarak dengan air sejauh
0,2 cm dan terjadi perubahan warna yang yaitu warna hijau dan kuning (peristiwa
kromatografi). Sedangkan noda yang terbentuk pada kertas saring adalah terjadi
pembelokan pada ketinggian 3 cm kemudian kembali merambat ke atas dan bercabang
dua. Pembelokan disebabkan posisi gelas yang selalu di pindah-pindah.
·
Tinta Biru memiliki ketinggian noda 2,5
cm dengan ketinggian airnya 11,1 cm dan hasil perbandingan jarak noda dengan
air 0,2. Warna tinta tetap biru, menyebar. Di sini noda hanya sampai pada
ketinggian 2,5 cm disebabkan volume tinta yang sedikit sehingga perambatannya
terhenti.
Dari
hasil percobaan kromatografi ini di dapat bahwa warna hijau ketinggiannya
paling tinggi dan warna biru ketinggiannya paling rendah serta pada warna hijau
ditunjukkan peristiwa kromatografi, yaitu pemisahan warna biru dan kuning yang
membentuk warna hijau.
Keberhasilan
praktikum dalam membuktikan peristiwa kromatografi adalah:
1.
Volume tinta yang tidak terlalu besar
sehingga tidak meluber dan juga tidak terlalu sedikit sehingga tinta tidak
dapat terdeskripsi dan terhenti perambatannya karena keterbatasan volume.
2.
Posisi gelas percobaan yang tidak bisa
di geser atau digerak-gerakkan sehingga tidak menyebabkan tinta mengalami
berbelok saat perambatannya bersama air.
3.
Kehati-hatian jangan sampai air
tekontaminasi dengan tinta.
4.
Serta waktu percobaan ± 10 menit.
IV.
Kesimpulan & Saran
4.1
Kesimpulan
Dari
penjelasan mengenai safety dan praktikum kromatografi dapat disimpulkan bahwa:
·
Keamanan/keselamatan merupakan tanggung
jawab bersama.
·
Pada praktikum kromatografi, volume
tinta, waktu dan perlakuan pada saat praktikum mempengaruhi berhasil atau
tidaknya percobaan.
4.2
Saran
Dari
hasil proses praktikum yang dijalani, penulis menyarankan:
·
Sebaiknya bagi seluruh mahasiswa jangan
mengabaikan safety (keamanan/keselamatan) dan selalu melengkapinya sebelum
memulai praktikum.
·
Berhati-hatilah dan telitilah dalam
bekerja di laboratorium.
·
Sebaiknya seluruh mahasiswa mengetahui
prosedur keselamatan kerja di lab.
·
Dari peristiwa kromatografi kita dapat
mengambil pelajaran baik ilmu alam maupun akhlak.
Daftar Pustaka
Syarifudin.
2010. Buku Pintar Kimia. Scientific
Press: Tangerang.
Tim
penyusun panduan laporan praktikum fakultas pertanian. 2012. Panduan Pembuatan
Laporan Praktikum Kimia Dasar. Fakultas Pertanian Universitas Jambi: Jambi
Hamdani,
Syarif. 2012. Kromatografi. http://www.catatankimia.com/kromatografi_ppt
diunduh 27 November 2012 pukul 11:30
Anonim.
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi
dibuka pada tanggal 27 November pukul 12:30
Lisa Moran, Tina Masciangioli. 2012. Keselamatan dan
Keamanan Laboratorium Kimia. http://www.nap.edu/safety.pdf
diunduh pada 27 November 2012 pukul 12:45
Amin,
Muhamad. 2012. Awal Penemuan Kromatografi. http://www.chemistry.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi-ion/awal-penemuan-kromatografi/
diunduh pada 27 November pukul 2:50
Langganan:
Postingan (Atom)