Rabu, 12 Desember 2012


Laporan Semester Praktikum Kimia

SAFETY
&
KROMATOGRAFI


                              


Oleh :
Puri Ayu Septia
G1B112041

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Jambi
2012



Kata Pengantar




Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum semester. Laporan ini membahas safety dan kromatografi.
Laporan ini membahas safety yaitu keamanan dan keselamatan praktikum serta alat-alat yang digunakan apabila di dalam laboratorium. Kemudian pembahasan dan hasil praktikum kromatografi.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1.     Dosen pembimbing yang telah memberikan materi praktikum dan penjelasan mengenai kromatografi.
2.     Teman-teman yang bersedia menjadi tempat bertanya bagi penulis.
3.     Semua pihak yang mendukung penulisan laporan ini.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak sepenuhnya sempurna, masih terdapat banyak kekurangan baik dalam format penulisan maupun isi laporan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk meningkatkan kualitas laporan selanjutnya.
Selain itu, penulis juga mengharapkan agar laporan ini dapat menjadi laporan praktikum yang baik, dan penulisan selanjutnya akan lebih baik lagi, Amiin.

Jambi,   November 2012

Penulis                                                                             



Daftar Isi

Kata Pengantar    ...................................................                 ii
Daftar Isi    ............................................................                 iii
I.                   Pendahuluan   ...............................................           4
1.1            Latar Belakang.....................................           4
1.2            Tujuan dan Manfaat.........................               5
II.                Tinjauan Pustaka   ........................................           6
III.             Materi dan Metoda........................................           9
3.1            Waktu dan Tempat .............................           9
3.2            Materi .................................................            9
3.3            Metoda ................................................           10
IV.            Hasil dan Pembahasan   ...........................                11
4.1            Hasil   ..................................................           11
4.2            Pembahasan   ......................................           11
V.               Kesimpulan dan Saran   ................................           18
5.1            Kesimpulan   .......................................           18
5.2            Saran   .................................................           18
Daftar Pustaka   ......................................................               19




I. Pendahuluan

1.1             Latar Belakang
Safety (keamanan/keselamatan kerja di Laboratorium) merupakan sesuatu yang penting untuk diketahui dan dilaksanakan sebelum kita praktikum. Sebab, kecelakaan dan bahaya besar mungkin saja terjadi apabila kita tidak memperhatikan keselamatan dan tidak hati-hati. Setelah melengkapi peralatan safety yaitu: baju lab, masker, lateks, dan googles, barulah kita siap untuk bekerja di Lab.
Laboratorium merupakan merupakan tempat penelitian ilmiah di mana di dalamnya banyak terdapat bahan-bahan kimia. Dalam hal ini, praktikum yang dapat dilakukan ialah praktikum kromatografi.
Kromatografi adalah suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan didistribusikan antara 2 fase, salah satunya yang merupakan fase stasioner (fase diam) dan yang lainnya berupa fase mobil (fase gerak).  Fase diam cenderung menahan komponen campuran, sedangkan fase gerak cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan terikatnya suatu komponen pada fase diam dan perbedaan kelarutannya dalam fase gerak, komponen-komponen suatu campuran dapat dipisahkan. komponen yang kurang larut dalam fase gerak atau yang lebih kuat terserap atau terabsorpsi pada fase diam akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang terserap akan bergerak lebih cepat.1

1.2                Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penjelasan safety dan praktikum kromatografi ialah:
1.    Untuk keselamatan dan keamanan (safety) di Laboratorium.
2.    Untuk mengetahui cara pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi kertas.
3.    Untuk menentukan nilai Rf dari pigmen warna dalam tinta dengan kromatografi kertas.

Manfaat dari penjelasan safety dan praktikum kromatografi adalah kita dapat mengetahui keselamatan dan keamanan di laboratorium sehingga lebih hati-hati dalam bekerja. Pada praktikum kromatografi kita dapat mengetahui cara pemisahan dengan memtode kromatografi kertas yang suatu saat akan bermanfaat dalam bidang hidup kita masing-masing.














1Meggy Yulia, “Prinsip Perbedaan Keterabsorpsian”, kimia.upi.edu. 2008. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Meggy%20Yulia%20A%20060221/prinsip_perbedaan_keterabsorpsian.html (27 Mei 2012)


II.            Tinjauan Pustaka

2.1 Safety
Terbentuknya budaya keselamatan dan keamanan bergantung pada pemahaman bahwa kesejahteraan dan keamanan tiap orang tergantung pada kerjasama tim dan tanggung jawab masing-masing anggota. (Lisa Moran dan Tina Masciangioli, 2012: 2).

Sejak zaman alkimia, bahan kimia laboratorium sudah menunjukkan sifat yang mengejutkan dan berbahaya. Di masa lalu, mati sebagai martir demi ilmu pengetahuan masih bisa diterima. Dalam pidatonya pada tahun 1890, kimiawan besar, August Kekulé, berkata: ‘’Jika Anda ingin menjadi seorang kimiawan, seperti cerita Liebig kepada saya saat bekerja di laboratoriumnya, Anda harus mengorbankan kesehatan Anda. Siapa yang tidak mau mengorbankan kesehatan dalam penelitiannya, maka dia tidak akan mencapai apa pun dalam bidang Kimia.”

Keselamatan dalam laboratorium adalah tanggung jawab hukum dan moral yang penting untuk semua pengawas baik di bidang akademik maupun industri (Anonim,2012).
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti  melakukan berbagai macam praktikum dan bermacam-macam  percobaan. Praktikum dan percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat (Anonim, 2012).
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan peralatan pelindung yang digunakan oleh seorang pekerja untuk melindungi dirinya dari kontaminasi lingkungan (Anonim, 2012).
Tidak adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan ( kohn corrigan dan donaiddson, 2000).
Setiap bahan kimia itu berbahaya, namun tidak perlu merasa takut bekerja dengan bahan kimia bila tahu cara yang tepat untuk menanggulanginya. Yang dimaksud berbahaya ialah dapat menyebabkan terjadinya kebakaran, mengganggu kesehatan, menyebabkan sakit atau luka, merusak, menyebabkan korosi dsb (Aninim, 2012).


2.2 Kromatografi
Kromatografi adalah pemisahan campuran berdasarkan perbedaan koefisien difusi (kecepatan perembesan) dari zat-zat dalam medium tertentu. Contoh: pemisahan zat menggunakan kertas saring (Syarfudin, 2010:184)
Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik suatu campuran zat-zat kimia yang berdasar pada perbedaan migrasi dari masing-masing komponen campuran yang terpisah pada fase diam di bawah pengaruh pergerakan fase gerak. (Syarif Hamdani, 2012).
Bambang (2000), menyatakan bahwa kromatografi adalah pemisahan campuran komponen-komponen didasarkan pada perbedaan tingkat interaksi terhadap dua fase material pemisah.

Metode kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan secara fisika yang menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan migrasi yang disebabkan oleh beda koefisien distribusi dari masing-masing komponen. Salah satunya merupakan lapisan stasioner (fase diam) dengan permukaan yang luas dan fase yang lain berupa zat alir (fluida) yang mengalir lambat menembus sepanjang lapisan stasioner. (annisa, 2000).

Menurut Aswar (2010), prinsip kromatografi pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan sedemikian rupa dengan memanipulasi sifat-sifat fisik umum dari suatu senyawa atau molekul yaitu :
1.                 Kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan).
2.                 Kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk bahan padat (absorbsi).
3.                 Kecenderungan suatu molekul untuk menguap (volatilitas).

Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon dan Martin (1944) yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan selulosa murni yang mempunyai afinitas besar terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bila air diadsorpsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap analog dengan kolom. Lembaran kertas berperan sebagai penyangga dan air bertindak sebagai fase diam yang terserap diantara struktur pori kertas. Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air akan mengalir membawa noda cuplikan yang didepositkan pada kertas dengan kecepatan berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing komponen diantara fase diam dan fase bergeraknya.
Menurut Wiex Lan (2011), beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengujian suatu tinta yaitu :
1.     Dengan reagen–reagen kimia pada bekas tinta dokumen atau pada bagian-bagian dokumen yang terkena tinta. Dengan test ini jenis tinta dapat ditentukan serta sifat alami adan sifat lain dari bahan sumba yang ada dalam tinta tersebut.
2.     Uji kromatografi untuk memisahkan bahan–bahan sumba di dalam tinta. Metode ini terbatas pada perbandingan bahan sumba dan tinta, tetapi dapat digunakan untuk mengidentifikasi satu atau dua komponen lain dari bahan sumba.
3.     Identifikasi masing–masing unsur tinta seperti besi(II) sulfat (FeSO4) dan besi(II) klorida (FeCl2) sebagai penentuan kuantitatif dari besi atau kadar sulfat dalam tinta. Dapat dilakukan dengan pengukuran absorpsi sinar oleh kertas.
4.     Penentuan umur tinta, untuk membandingkan pemeriksaan tinta reaksi dari tinta. Fragmen hendaknya dilihat di bawah mikroskop. Fragmen yang berisi bercak tinta yang intesitas warnanya sama digunakan sebagai perbandingan. Pada umumnya bercak tinta yang tipis akan memberikan reaksi lebih cepat dan lebih sempurna dibandingkan dengan bercak tinta yang tebal. Disamping itu terlihat bahwa flourosensi di bawah sinar ultraviolet akan tampak berbeda bila pH-nya berubah. Oleh karena itu untuk pemeriksaan tinta tertentu diupayakan reagen yang digunakan dapat memberikan reagen yang spesifik.

K.Hostetman (2001), menyatakan bahwa penyaringan merupakan cara penyiapan cuplikan yang paling bisa mudah dan harus dilakukan sebelum melakukan pemisahan dengan kromotografi lawan arus ketekanan yang rendah, menengah, dan tinggi.






III.Materi dan Metoda

2.1             Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum pada 24 November 2012 di Kampus Keperawatan Lantai 2 kelas D (Virginia H).
2.2             Materi
1.     Safety
Pengenalan pengertian safety serta beberapa peralatan Safety saat bekerja di Laboratorium antara lain:
1.     Baju Lab
2.     Lateks (Sarung tangan)
3.     Masker
4.     Googles
Setelah safety lengkap maka siap melakukan praktikum.
2.     Kromatografi
Praktikum pada kesempatan ini adalah praktikum kromatografi yaitu deskripsi suatu zat atau larutan. Bahan dan alat yang digunakan antara lain:
1.     Kertas saring ukuran 20×20 cm
2.     Tinta gel 3 warna (merah, biru, hijau)
3.     Pensil
4.     Penggaris
5.     Steker
6.     Gelas aqua plastik
7.     Air (air dituang ke dalam gelas aqua plastik sampai setinggi 0,5 cm).

2.3             Metoda
Adapun cara kerja dalam praktikum ini ialah:
1.     Mula-mula buatlah garis dengan pensil pada jarak 1 cm dari tepi kertas saring.
2.     Beri tiga tanda titik pada garis yang telah dibuat di kertas saring tadi menggunakan pensil dengan jarak antara titik 2 cm.
3.      satu per satu titik tadi teteskan tinta beda warna pada setiap titik secukupnya. Catatan: jangan sampai tinta meluber.
4.     gulung atau lipat kertas saring membelakangi noda tinta lalu steker pada ujung atasnya.
5.      masukkan kertas saring ke dalam gelas aqua plastik yang telah diisi air setinggi 0,5 cm. Catatan: noda tidak boleh terendam air.
6.      Biarkan kertas hingga 10 menit di dalam gelas plastik. Catatan: biarkan gelas tetap ditempatnya, jangan digerakkan.
7.     Setelah 10 menit, angkat kertas lalu lepaskan steker.
8.     Biarkan kertas saring setengah kering, lalu ukur ketinggian noda dan ketinggian air.
9.     Carilah kesimpulan dari percobaan ini dan jangan lupa cari lah nilai perbandingan jarak noda dan jarak air dengan rumus:

Hasil Perbandingan = Jarak Noda
                                      Jarak Air


III.        Hasil & Pembahasan

3.1              Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil data seperti tabel dibawah ini.
Warna Tinta
Perubahan Warna
Ketinggian noda
ketinggian Air
Jarak Noda/Jarak Air
HP
Merah
Merah Muda
8,5 cm
10,8 cm
8,5/10,8
0,7 cm
Hijau
Biru dan Kuning
9,8 cm
11,2 cm
9,8/11,2
0,8 cm
Biru
Biru
2,5 cm
11,1 cm
2,5/11,1
0,2 cm


3.2              Pembahasan
I.                  Safety
Dari materi di atas kita dapat memahami safety sebagai keadaan yang menimbulkan rasa aman dan nyaman. Adapun safety dalam bentuk instrumennya antara lain:
1.     Baju Lab
Baju lab berfungsi sebagai pelindung pakaian dan kulit dari zat kimia yang dapat mengotori pakaian atau melukai kulit.
2.     Lateks
Sarung tangan berfungsi melindung kulit tangan dari zat kimia yang dapat menyebabkan iritasi seperti H2SO4, HNO3, HCl, KOH, NaOH kulit atau yang dapat melukai.
3.     Masker
Masker adalah pelindung mulut dan hidung yang dikaitkan dengan karet agar menghindari dari  menghirup zat-zat yang berbahaya. Di laboratorium terdapat zat yang apabila dalam takaran melebihi akan beracun atau menyebabkan pingsan. Seperti senyawa HCl.
4.     Googles
          Kacamata untuk menhindari mata dari bahaya radiasi dan zat kimia yang dapat merusak mata.
Bekerja di laboratorium memiliki kemungkinan terjadinya kecelakaan atau bahaya besar. Oleh karena itu, sangat penting bagi mahasiswa yang hendak memulai praktikum mengetahui, memahami dan melaksanakan prosedur safety. Sebelumnya kita pahami dulu apa itu Laboratorium dan bahaya kecelakaan yang mungkin terjadi.
Menurut pendapat Wahyu Kurniawan (2010), laboratorium merupakan wadah atau tempat riset ilmiah, riset, dan penelitian ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Menurut Soejitno (1983) laboratorium dapat diartikan dalam bermacam-macam segi,yaitu:

1.     Laboratorium dapat di artikan merupakan wadah, yaitu tempat, gedung,ruang dengan segalamacam peralatan yang diperlukan untuk kegiatanilmiah. Dalam hal ini laboratorium dilihat sebagai perangkat keras (hardware).

2.     Laboratorium dapat diartikan merupakan sarana media dimana dilakukankegiatan belajar mengajar. Dalam pengertian ini laboratorium dilihatsebagai perangkat lunaknya (software).


3.     Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ilmiah.

4.     Laboratorium dapat diartikan sebagai pusat inovasi. Dengan sarana danprasarana yang dimiliki oleh sebuah laboratorium diadakanlah kegiatan ilmiah, eksperimentasi sehingga terdapat penemuan-penemuan baru,cara-cara kerja, dan sebagainya.

Adapun bahaya yang mungkin terjadi dalam laboratorium yaitu:
1.     Bahan kimia
Bahan kimia berbahaya menimbulkan
·        Korosif dan iritasi
·        Racun : Benzena (TLV 25 ppm), Besi karbonil (TLV 0,001 ppm), Klorin (TLV 1 ppm), Asam sianida (TLV 10 ppm), Hg (TLV 0,1 mg/m3), NO2 (TLV 5 ppm).
·        Mudah terbakar : Flammable (titik nyala 22-26 oC), bensin , Highly flammable (titik nyala <22oC), aseton, eter, Reksoterm , Reaksi hipergolik.
·        Mengoksidasi : H2SO4 pekat diberi air, logam alkali dimasukkan kedalam air, bahan organik [serbuk gergaji] dengan asam perklorat (HClO4).
·        Bahan kimia yang midah meledak : H2O2, Hidrokarbon, HClO4, H2SO4, Aseton, Logam alkali.
2.     Gas
Gas beracun seperti karbon monoksida (CO2) dan Hidrogen fluorida (HF). Cara penanganan gas dengan :
·        Hati-hati jangan sampai jatuh
·        Beri label yang jelas
·        Gunakan kereta dorong untuk memindahkan
·        Tempat harus terpisah cukup jauh dari sumber panas
·        Gunakan regulator
3.     Asam Basa
·        Asam dan basa kuat dapat menimbulkan korosit dan iritasi.
·        Asam basa beracun : HCN, HF, H2S.

4.     Listrik
Bahaya utama yang ditimbulkan oleh faktor listrik ialah konsleting listrik. Cara penanganan listrik dengan cara memberi label yang jelas pada tegangan listrik dan tidak menggunakan peralatan listrik yang telah rusak.
5.     Api
·        Pada tipe api bahan yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, kain. Jenis pemadaman api dengan air
·        Tipe api bahan cairan yang mudah terbakar seperti : bensin, alkohol, pelarut organik. Jenis pemadaman api lebih efektif dengan busa.
·        Tipe api dari peralatan listrik seperti : sakelar, transformator. Jenis pemadaman api dengan CO2, BCF, Dry Chemical.

Laboratorium yang aman memenuhi syarat sebagai berikut:
1.     Ruang Laboratorium
• Bersih dari sampah dan tidak licin
• Dilengkapi “grounding”
• Lampu penerangan tertutup (dengan penutup lampu)
• Lemari asam, APAR, Emergency shower, eye wash, kotak P3K, pintu darurat, telepon darurat

2.     Pintu Darurat
• Tanda harus jelas
• Informasi menuju pintu keluar terdekat
• Dilengkapi „emergency lightning“ atau lampu darurat
• Jangan dikunci
• Bebas dari barang yang menghalagi
• Langsung berhubungan dengan tangga darurat

3.      Lemari Asam
• Sistem ventilasi
• Saluran gas harus “tahan api”
• Fungsi pintu tipe “vertikal” tidak jatuh, pintu tipe “horizontal” mudah dibuka
• Alarm, ada fungsi yang rusak
• Jendela lemari asam selalu kondisi tertutup
• Bukan tempat menyimpan bahan kimia.

4.     Meja Laboratorium
• Dilengkapi dengan bibir meja
• Bahan: Melamine laminate atau keramik komposit
• Dilengkapi saluran pembuangan
• Instalasi listrik dilengkapi dengan “ground”
• Dilengkapi dengan saklar on-off
• Memiliki sumber listrik darurat “emergency power”.


5.     Ventilasi Udara
• Lengkapi dengan ventilasi (exhaust dan filter)
• Uap yang keluar dari zat kimia harus ditarik ke ventilasi dan dinetralisir sebelum ke lingkungan.

6.     Telepon Darurat
• Memasang sistem telephon darurat
• Mengetahui letak telephon darurat
• Informasikan ke petugas P3K terdekat.

Kromatografi

Pada praktikum kromatografi dilakukan percobaan untuk mengetahui cara pemisahan dengan metode kromatografi kertas dan menentukan pigmen warna dalam tinta dengan kromatografi kertas. Tinta yang digunakan dalam percobaan ini adalah tinta berwarna merah , biru, dan hijau.
Dari tabel di atas di didapatkan hasil bahwa:
·        Tinta Merah memiliki ketinggian noda 8,5 cm sedang ketinggian airnya 10,8 cm dengan perbandingan jarak dengan air sejauh 0,7 cm dan terjadi perubahan warna menjadi semakin pudar sehingga menjadi merah muda. Sedangkan noda yang terbentuk pada kertas saring karena disebabkan tinta dan air meresap ke atas adalah lurus ke atas dan semakin menyebar/bercabang.
·        Tinta Hijau memiliki ketinggian noda 9,8 cm sedang ketinggian airnya 11,2 cm dengan perbandingan jarak dengan air sejauh 0,2 cm dan terjadi perubahan warna yang yaitu warna hijau dan kuning (peristiwa kromatografi). Sedangkan noda yang terbentuk pada kertas saring adalah terjadi pembelokan pada ketinggian 3 cm kemudian kembali merambat ke atas dan bercabang dua. Pembelokan disebabkan posisi gelas yang selalu di pindah-pindah.
·        Tinta Biru memiliki ketinggian noda 2,5 cm dengan ketinggian airnya 11,1 cm dan hasil perbandingan jarak noda dengan air 0,2. Warna tinta tetap biru, menyebar. Di sini noda hanya sampai pada ketinggian 2,5 cm disebabkan volume tinta yang sedikit sehingga perambatannya terhenti.
Dari hasil percobaan kromatografi ini di dapat bahwa warna hijau ketinggiannya paling tinggi dan warna biru ketinggiannya paling rendah serta pada warna hijau ditunjukkan peristiwa kromatografi, yaitu pemisahan warna biru dan kuning yang membentuk warna hijau.
Keberhasilan praktikum dalam membuktikan peristiwa kromatografi adalah:
1.     Volume tinta yang tidak terlalu besar sehingga tidak meluber dan juga tidak terlalu sedikit sehingga tinta tidak dapat terdeskripsi dan terhenti perambatannya karena keterbatasan volume.
2.     Posisi gelas percobaan yang tidak bisa di geser atau digerak-gerakkan sehingga tidak menyebabkan tinta mengalami berbelok saat perambatannya bersama air.
3.     Kehati-hatian jangan sampai air tekontaminasi dengan tinta.
4.     Serta waktu percobaan ± 10 menit.


IV.        Kesimpulan & Saran

4.1             Kesimpulan
Dari penjelasan mengenai safety dan praktikum kromatografi dapat disimpulkan bahwa:
·        Keamanan/keselamatan merupakan tanggung jawab bersama.
·        Pada praktikum kromatografi, volume tinta, waktu dan perlakuan pada saat praktikum mempengaruhi berhasil atau tidaknya percobaan.

4.2             Saran
Dari hasil proses praktikum yang dijalani, penulis menyarankan:
·        Sebaiknya bagi seluruh mahasiswa jangan mengabaikan safety (keamanan/keselamatan) dan selalu melengkapinya sebelum memulai praktikum.
·        Berhati-hatilah dan telitilah dalam bekerja di laboratorium.
·        Sebaiknya seluruh mahasiswa mengetahui prosedur keselamatan kerja di lab.
·        Dari peristiwa kromatografi kita dapat mengambil pelajaran baik ilmu alam maupun akhlak.




Daftar Pustaka


Syarifudin. 2010. Buku Pintar Kimia. Scientific Press: Tangerang.
Tim penyusun panduan laporan praktikum fakultas pertanian. 2012. Panduan Pembuatan Laporan Praktikum Kimia Dasar. Fakultas Pertanian Universitas Jambi: Jambi

Hamdani, Syarif. 2012. Kromatografi. http://www.catatankimia.com/kromatografi_ppt diunduh 27 November 2012 pukul 11:30
Anonim. 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi dibuka pada tanggal 27 November pukul 12:30
Lisa Moran, Tina Masciangioli. 2012. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia. http://www.nap.edu/safety.pdf diunduh pada 27 November 2012 pukul 12:45
          Amin, Muhamad. 2012. Awal Penemuan Kromatografi. http://www.chemistry.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi-ion/awal-penemuan-kromatografi/ diunduh pada 27 November pukul 2:50





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar