(Novel Hope ;-) )
Casandra
seperti malaikat, wanita halus nan lembut itu tak bosannya menjadi sahabatku. Orang
bilang kami pasangan serasi, ya...pasangan beauty and the beast. Casandra
menutup telinga, mata, dan mulutku dari hidup yang ku benci selama ini. Casandra
membawaku ke dunianya, dunia Casandra. Tak ada kesedihan yang ada hanya tawa
dan kebahagiaan.
Mengapa
ia ada? mengapa ia adalah sahabatku? mengapa ia membuatku tersenyum? aku selalu
tenang bersamanya. Meski aku benci orang membandingkanku dengannya, memang aku
bukan bandingannya tapi aku sahabatnya. Casandra tahu itu dan ia pun benci itu.
Tapi aku tetap tertawa bersamanya.
Kebahagiaan
bukanlah yang abadi, tetapi perubahanlah yang abadi. Casandra berubah, hidupku
berubah. Sayangku kepada Andi ku lepas begitu saja demi Casandra. Mungkin ini
saatnya ku bahagiakan dia, meski ia tak pernah bahagia lagi. Masih ku ingat
erat tangannya menggenggam tanganku, seperti eratnya persahabatan kami saat ku
lepas hasratku untuk cinta sepihakku.
Tak
kan pernah ku maafkan bajingan itu, meski semua salahku. Ingin rasanya ku
patahkan leher pengecut itu. Tapi jerusi besi telah mengurung raga penghancur
kebahagiaan Casandra.
Kita
tak pernah tahu masa depan akan seperti apa, meski bertahun sudah kepergian
Casandra. Aku merasa Casandra tetap hidup dalam jiwaku. Semangatnya,
keceriaannya, dan tekatnya yang kuat ternyata adalah harta berharga yang telah
diwariskannya kepadaku. Ingat ketika kami bersama berjanji akan menuntut ilmu
setinggi mungkin, diatas batu dan gemericik air danau. Tempatku pertama kali
bertemu malaikat ini, dimana malaikat itu membawaku ke dunianya, dimana aku
mengatakan aku benci Casandra. Tapi sekarang, ia hidup dalam diriku.