Rabu, 30 Oktober 2013

CASANDRA (Inspiration there is in Friendship)



 (Novel Hope ;-) )
Casandra seperti malaikat, wanita halus nan lembut itu tak bosannya menjadi sahabatku. Orang bilang kami pasangan serasi, ya...pasangan beauty and the beast. Casandra menutup telinga, mata, dan mulutku dari hidup yang ku benci selama ini. Casandra membawaku ke dunianya, dunia Casandra. Tak ada kesedihan yang ada hanya tawa dan kebahagiaan.
Mengapa ia ada? mengapa ia adalah sahabatku? mengapa ia membuatku tersenyum? aku selalu tenang bersamanya. Meski aku benci orang membandingkanku dengannya, memang aku bukan bandingannya tapi aku sahabatnya. Casandra tahu itu dan ia pun benci itu. Tapi aku tetap tertawa bersamanya.
Kebahagiaan bukanlah yang abadi, tetapi perubahanlah yang abadi. Casandra berubah, hidupku berubah. Sayangku kepada Andi ku lepas begitu saja demi Casandra. Mungkin ini saatnya ku bahagiakan dia, meski ia tak pernah bahagia lagi. Masih ku ingat erat tangannya menggenggam tanganku, seperti eratnya persahabatan kami saat ku lepas hasratku untuk cinta sepihakku.
Tak kan pernah ku maafkan bajingan itu, meski semua salahku. Ingin rasanya ku patahkan leher pengecut itu. Tapi jerusi besi telah mengurung raga penghancur kebahagiaan Casandra.
Kita tak pernah tahu masa depan akan seperti apa, meski bertahun sudah kepergian Casandra. Aku merasa Casandra tetap hidup dalam jiwaku. Semangatnya, keceriaannya, dan tekatnya yang kuat ternyata adalah harta berharga yang telah diwariskannya kepadaku. Ingat ketika kami bersama berjanji akan menuntut ilmu setinggi mungkin, diatas batu dan gemericik air danau. Tempatku pertama kali bertemu malaikat ini, dimana malaikat itu membawaku ke dunianya, dimana aku mengatakan aku benci Casandra. Tapi sekarang, ia hidup dalam diriku.

This Is me



Banyak kalimat yang sulit aku pahami
Entah hal itu bertentangan dengan hatiku

Katanya aku tak harus seperti ini
Tapi yang lain berkata aku harus seperti ini
Bingun menentukan sikap
Entah aku terlalu takut menjadi diriku sendiri

Sekarang kuputuskan untuk menjadi seperti ini
Entah mereka lagi-lagi berkata aku harusnya begini atau begitu
Aku tetaplah aku

Bukan menyalahkan
Tapi mereka selalu benar dan aku salah
Salahnya aku bukan mereka
Dan tak pernah bisa menjadi seperti apa yang mereka harapkan

Jangan maju hanya untuk menjadi orang yang pintar
Tapi maju untuk menjadi orang yang benar
Benar bersikap
Benar bertindak

Berjalan terlalu ke depan membuatku semakin merasa sendiri
Tubuhku oleng
Tetapi berjalan bersama aku tak bisa
Aku tak ingin menjadi biasa