Seperti biasa pagi ini menjadi pagi seperti biasanya dalam
hidupku, atau semenjak aku menginjak usia remaja. Tinggal di daerah yang tak
begitu jelas cuacanya, entak sekarang sedang musiam apa. Tetapi setidaknya
mendukung untuk segala aktifitas yang aku lakukan. Entah apa yang membuat aku
begitu malas atau begitu lelah, aku merasa di intimidasi oleh pikiranku sendiri.
Pikiran kalut yang datang tiba-tiba dan pikiran yang melayang entah kemana. Entah
teori apa yang dapat menjelaskan jalan pikiranku. Kadang pikiran takut yang tak
berdasar menggelayutiku, entah siapa yang akan marah padaku tetapi aku lebih
takut yang ku lakukan adalah salah.
Jati diri, mungkinkah yang sekarang aku cari. Mungkin, setidaknya aku belajar dari pergejolakan batin yang akhir-akhir ini aku rasakan. Bahwasanya lebih banyak orang yang suka, lebih senang hatinya melihat orang-orang yang keadaannya jauh dibawahnya. Ya..mungkin itu yang aku rasakan juga, ku kira orang lain akan sama seperti itu juga. Siapa yang tau hati orang lain, setiap perbuatan pasti akan berbeda-beda cara orang menanggapinya.
Orang bilang aku pendiam, aku sendiri bilang aku kaku. Orang
bilang aku pintar, aku sendiri bilang aku orang yang diberi nikmat. Orang bilang
aku terlalu baik, aku sendiri bilang aku orang yang berusaha untuk melakukan
hal-hal baik sebab aku tak bisa memberi kebahagiaan pada orang lain. aku salah,
terlalu membiarkan diriku dinilai orang lain. Aku tak ingin jadi wajah dibalik
topeng, entah keadaan atau orang-orang disekitarku yang membuatku merasa
seperti ini. aku kini semakin jauh, dan tak perduli apa-apa yang terjadi di
sekitarku...hingga saat orang bilang aku adalah penyesal hidup.
"Pada akhirnya semua akan berlalu juga
sampai aku bisa menghentikan waktu
tapi aku paling tak bisa menunggu"
sampai aku bisa menghentikan waktu
tapi aku paling tak bisa menunggu"
To be continued